Angka Kematian Wanita Akibat Kanker Paru-paru Meningkat
Hingga
pertengahan dekade ini, angka kematian wanita di Eropa akibat kanker paru-paru
meningkat lebih tinggi daripada akibat kanker payudara. Itulah
pernyataan resmi dari hasil penelitian Department of Epidemiology, University
of Milan, Italia dan Cancer Epidemiology Unit, University of Lausanne, Swiss, yang dipublikasikan. Bahkan kondisi tersebut
sudah terjadi di Inggris dan Polandia.
Para peneliti
menyatakan, pada tahun 2013 diperkirakan 82.640 wanita dari seluruh negara di
Eropa akan meninggal akibat penyakit kanker paru-paru atau dalam perbandingan
adalah 14 kematian per 100.000 wanita. Jumlah tersebut menunjukkan peningkatan
sebesar 7% sejak tahun 2009.
“Jika angka perbandingan kematian antara kanker
paru-paru dan kanker payudara ini terus berlawanan, maka pada tahun 2015 kanker
paru-paru akan menjadi penyebab kematian akibat kanker tertinggi di seluruh
Eropa. Kondisi ini terjadi tertinggi di Inggris dengan 21,2 kematian per
100.000 wanita dan di Polandia dengan 17,5 kematian per 100.000 wanita,” ungkap
Professor Carlo La Vecchia (MD), Kepala Department of Epidemiology dari Itali.
Meski kanker
paru-paru menjadi penyebab kematian tertinggi akibat kanker pada pria, yaitu
diperkirakan 187.000 kematian atau 37,2 kematian per 100.000 pria, namun jumlah
tersebut menurun 6% dibandingkan tahun 2009.
Apakah
Penyakit ini karena Asap Rokok?
Para ahli
percaya rokok dapat menyebabkan kanker paru dengan merusak sel yang melapisi
paru-paru. Ketika Anda menghirup asap rokok, yang penuh dengan zat penyebab
kanker (karsinogen), perubahan pada jaringan paru-paru segera dimulai. Pada
awalnya, tubuh Anda mungkin dapat memperbaiki kerusakan ini. Tetapi dengan
paparan berulang, sel-sel normal yang melapisi paru-paru Anda akan semakin
rusak.
Namun, bagi
mereka yang tidak pernah merokok atau menjadi perokok pasif secara jangka
panjang juga dapat mengakitbatkan kanker paru.
"Perubahan
sel normal menjadi ganas atau kanker diakibatkan oleh dua hal besar yaitu
pajanan tehadap bahan-bahan "karsinogenik" seperti rokok (gaya hidup)
dan 'bakat' atau kerentanan dari sel-sel itu sendiri," jelas Aru yang kini
menjabat sebagai ketua Pengurus Besar Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia
(PB PAPDI).
Menurut Prof.
La Vecchia, “Tingginya angka penyakit kanker paru-paru diakibatkan dari
meningkatnya perilaku merokok pada wanita berusia muda karena perubahan sosio
kultural di akhir tahun 60an dan 70an. Namun sebenarnya angka wanita muda
perokok di Eropa berangsur-angsur menurun, sehingga angka kematian akibat
kanker paru-paru ini baru akan turun setelah tahun 2020 yaitu dengan perkiraan
15 kematian per 100.000 wanita.”
Menurut
Professor Fabio Levi (MD), Kepala Cancer Epidemiology Unit dari Swiss, “Hasil
dari penelitian ini akan menjadi kunci pesan utama kepada pemerintah Uni Eropa
untuk melakukan kontrol konsumsi tembakau. Jika banyak yang mau berhenti
merokok atau tidak merokok sama sekali maka ratusan ribu nyawa akan tertolong
dari kematian akibat kanker.”
Bagaimana
dengan Indonesia? Mungkin belum ada riset yang menunjukkan angka pasti jumlah
kematian karena kanker paru-paru akibat polusi udara rokok. Namun, secara
keseluruhan penduduk Indonesia memiliki resiko tinggi mengalami hal yang
sama. Persentase terjadinya kanker paru-paru signifikan lebih tinggi pada
wanita Asia.
Situs About.com
melansir, 10-15 persen kanker paru-paru terjadi pada mereka yang bukan perokok.
Sementara 50 persen lainnya terjadi pada mantan perokok. Dua pertiga dari
non-perokok yang menderita kanker paru-paru adalah wanita, dan 20 persen kanker
paru pada wanita terjadi pada individu yang tidak pernah merokok.
So, bagi para
perokok, selamatkan ibu dan saudara, anak dan cucu, orang-orang yang Anda
cintai, dan selamatkanlah dirimu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar